
Penulis: Om Abid (Ketua Komunitas FEDE)
Penyunting: Ali
“Nyadon, Ngemping, Ngopi” dapat dimaknai sebagai datang dan menginap sembari minum kopi di Cisadon, sebuah daerah yang bisa dikatakan terpencil di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat. Acara ini bermula dari ajakan dari Om Tommy, salah satu anggota dan pendiri FEDE (Federal Depok, komunitas pencinta sepeda Federal kota Depok dan sekitarnya), yang sedang menjalankan kegiatan pengabdian masyarakat mengenai model marketing Kopi Hutan Cisadon melalui konsep Ekowisata (Ecotourism) kepada FEDE. Kegiatan yang didukung oleh Direktorat Inovasi dan Science Techno Park UI tersebut juga bermitra dengan beberapa akademisi dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Kegiatan ini juga menjadi sebuah kolaborasi yang ciamik karena bike camp sudah seperti bagian yang tidak terpisahkan bagi warga FEDE (sebutan untuk para member FEDE) yang senang mengabadikan momen gowesnya dan mengunggahnya ke media sosial. Ini tentu akan menjadi sarana marketing yang efektif untuk Cisadon, khususnya Kopi Hutan Cisadon.
Sejarah Cisadon
Cisadon adalah salah satu daerah penghasil kopi luwak dengan kuantitas yang paling banyak karena lingkungan alamnya yang masih terjaga, belum banyak penduduknya, dan masih didominasi area hutan sehingga jumlah hewan luwak liarnya masih banyak. Pada awalnya, jenis kopi yang ditanam di Cisadon adalah kopi Arabika, tetapi sekarang sudah digantikan dengan Robusta yang lebih tahan terhadap penyakit. Meskipun demikian, masih tersisa beberapa tanaman kopi Arabika sebagai bukti bahwa dahulu pernah ditanam kopi Arabika di Cisadon. Om Tommy menceritakan bahwa warga Cisadon merupakan keturunan petani kopi pada zaman kolonialisme Hindia-Belanda yang sempat mengalami sistem tanam paksa. Hal ini diketahui dari tradisi lisan yang diturunkan dari leluhur mereka.
Berdasarkan kisah tersebut, Cisadon memiliki latar belakang historis yang panjang dalam dunia perkopian Nusantara. Sayangnya, potensi ini belum dimaksimalkan karena warga Desa Cisadon masih terkendala oleh minimnya pengetahuan dan bantuan untuk memasarkan produk kopi mereka secara mandiri. Cisadon masih sangat minim akan sarana dan fasilitas, bahkan untuk sumber listrik saja masih mengandalkan genset dan PLTA dengan kincir sederhana. Jangan berharap pula dapat berkomunikasi dengan telepon seluler di sini karena memang tidak ada jaringan sinyal sama sekali. Hal yang sama dengan fasilitas sekolah formal dan pusat kesehatan masyarakat di Cisadon.
Belakangan ini, Cisadon mulai dikenal orang dan berkembang sebagai destinasi wisata alam, khususnya bagi pecinta aktivitas outdoor seperti camping, lari cross country, trekking, sepeda, motor trail dan mobil offroad. Interaksi antara masyarakat Cisadon dengan dunia luar semakin terbuka sehingga ada pertukaran informasi dan pengetahuan di sana. Meskipun demikian, hal ini belum cukup untuk mengatasi masalah utama di Cisadon terkait pemasaran dan peningkatan nilai jual kopi yang dapat dikatakan belum maksimal. Inilah yang melatarbelakangi acara “Nyadon Ngemping Ngopi” dengan membantu mempromosikan Kopi Hutan Cisadon.
Rangkaian Acara “Nyadon Ngemping Ngopi”
Acara ini kurang lebih diikuti oleh 75 pesepeda dari FEDE dan beberapa komunitas sepeda lain seperti Nafas Tua Federal, Curug Hunter, Kegoda, Gober, dan perorangan. Pada jam 08.00 WIB, rombongan pesepeda berangkat dari SPBU Cibinong menuju Cisadon melalui Bojong Koneng. Kondisi jalurnya cukup bervariasi. Jalur dari titik start sampai Villa Prabowo masih beraspal, tetapi mulai berganti dengan makadam (batu-batuan dan tanah) ketika memasuki jalur bukit menuju Cisadon. Jalur bukit ini cukup berat karena tidak hanya menanjak, tetapi juga kondisi jalannya yang memang belum layak untuk sepeda. Jangankan sepeda, motor trail dan mobil dengan penggerak roda 4×4 pun terlihat tidak mudah melalui beberapa titik di jalur tersebut. Kondisi ini diperparah dengan hujan deras yang mengguyur sehingga menjadi semakin licin dan berkurangnya jarak pandang akibat kabut sehingga harus mendorong sepeda.
Sekitar jam 16.00 WIB, beberapa peserta mulai masuk Gapura Desa Cisadon dan ada yang langsung mendirikan tenda. Akan tetapi, masih ada juga peserta yang belum sampai di Desa Cisadon sampai malam hari. Kami mendapatkan kabar bahwa beberapa peserta masih tertahan di jalur antara Pondok Pemburu dengan Cisadon karena adanya longsoran tanah yang menutup jalur. Alhamdulillah, sepeda masih bisa melewati jalur yang longsor tersebut setelah dibersihkan dengan alat seadanya sehingga seluruh peserta sudah sampai di Cisadon sekitar jam 22.00 WIB. Sesampainya di Cisadon, peserta sudah disiapkan makan malam oleh Kang Farid, warga Asli Cisadon dan tokoh yang sangat berpengaruh di Cisadon. Kang Farid memiliki warung yang menyediakan berbagai minuman, makanan ringan, dan makanan utama. Warung Kang Farid biasa menjadi tempat berkumpulnya wisatawan ketika berkunjung ke Cisadon. Menu yang disajikan malam itu adalah nasi liwet dengan lauk ikan beserta sambal dan lalapannya. Terbayangkan nikmatnya makan menu tersebut ketika perut sudah lapar dan energi tinggal sisa-sisanya saja, bukan?
Hujan terus mengguyur Cisadon dari sore sampai malam hari, Kang Farid sibuk menutup saung dengan terpal agar tidak tampias karena akan digunakan untuk acara bincang-bincang tentang Kopi Hutan Cisadon. Setelah makan malam, kami ngariung di Saung sambil mendengarkan cerita tentang Kopi Hutan Cisadon dari Om Fabi dari IKJ yang sudah sekitar 2 tahun bergelut dengan Kopi luwak Cisadon. Menurut Om Fabi, Kopi Luwak Cisadon memiliki karakter yang unik. Dengan proses slow roasting dan suhu caramel akan menghasilkan minuman kopi yang smooth, kaya rasa, low carbonized, body tebal, rasa stabil dari seduhan panas hingga seduhan mendingin, dan after taste yang bagus. Biji kopi yang diproses secara slow roasting dengan suhu caramel dapat disimpan lebih lama tanpa merusak cita rasanya. Om Tommy juga menceritakan bahwa Kopi Hutan Cisadon sudah sampai ke luar negeri sebagai cendera mata secara perorangan. Sayangnya, Kopi Hutan Cisadon sering dibeli dalam partai besar tanpa pernah menyebutkan asal usul kopinya, Padahal, asal-usul tersebut penting untuk keharuman Kampung Cisadon sebagai destinasi ekowisata kopi agar dapat seharum Kopi Cisadon itu sendiri. Hal inilah yang mendasari digelarnya acara “Nyadon, Ngemping, Ngopi” agar Kopi Hutan Cisadon dapat lebih dikenal secara lebih luas seperti halnya kopi-kopi dari daerah lain dengan karakternya masing-masing.
Esok harinya setelah sholat subuh, sebagian peserta sudah mulai menyeduh kopi sembari membahas perjalanan mereka tempo hari. Suasana ngobrol pagi seperti ini adalah salah satu momen favorit ketika berkemah. Setelah hari agak terang, Kang Farid sudah menyiapkan nasi bungkus dengan menu nasi, telur dadar, ikan, mie, dan sambal.
Sembari menikmati sarapan, para peserta menyimak paparan Om Arya dan Om Nico dari IKJ yang memberikan tips dan cara memaksimalkan kamera handphone untuk fotografi dalam acara “Workshop Photography Alam Cisadon”. Para peserta sangat antusias menyimak paparan dari Om Arya dengan sesekali banyolan-banyolan yang keluar dari peserta. Sesi ini penting juga bagi para peserta. Gowes gaya Federalist tidak dapat dilepaskan dari ngopi dan fotografi. Para Federalist identik dengan Touring, Bike Camping, Commuting, dan lain-lain. Tentu di sepanjang jalur yang dilewatinya bertemu beragam objek menari untuk diabadikan dalam foto. Ternyata, masih banyak fitur-fitur di kamera handphone yang belum digunakan secara optimal. Dengan adanya workshop ini, para peserta menjadi lebih lihai dalam memaksimalkan kamera handphone untuk menghasilkan foto yang bagus dan melengkapi aktivitas gowesnya.
Setelah workshop photography, para peserta melakukan sesi foto bersama di depan warung Kang Farid dan sesi penyerahan piagam secara simbolis dari IKJ kepada UI dan FEDE. Seluruh rangkaian acara sudah selesai, para peserta mulai berkemas-kemas untuk kembali ke kediaman masing-masing. Beberapa peserta menyampaikan kalau mereka sangat suka dengan acara ini karena bukan sekadar gowes biasa. Selain medannya yang cukup menantang, acara ini juga semakin meriah dengan workshop yang sangat berkaitan dengan aktivitas gowes. Sebuah kolaborasi yang pas dari dari UI, IKJ, dan FEDE sehingga menciptakan acara yang keren, memiliki kesan tersendiri, dan sulit dilupakan oleh para peserta sesulit melupakan cita rasa Kopi Hutan Cisadon.
0 Komentar